Tentang Kami

Foto saya
Kel.Krukut, Kec.Limo, Kota Depok, Prov Jawa Barat, Indonesia
Selalu berusaha ikhlas-sabar-syukur, Pecinta kedamaian&ketulusan, Ingin selalu berbagi & bermanfaat bagi sesama

Selasa, 05 Juni 2018

SABAR DAN IKHLAS MENDIDIK ANAK


Saudaraku para orang tua, anak2 kita adalah karunia sekaligus amanah/titipan Tuhan pada kita untuk kita pelihara dengan segenap kasih sayang, kita didik & bimbing dengan baik & bijak agar memiliki akhlak mulia & menjadi anak soleh/solehah, mandiri, berguna & membawa kebaikan bagi sesama manusia & sesama makhluk Tuhan.
Nah, di dalam proses memelihara & mendidik anak2 kita itulah kita perlu membekali diri dengan pemahaman & praktek/pengalaman yang cukup tentang berbagai hal terutama tentang akhlak2 mulia & keimanan (agama) yang benar, karena hal itulah yang akan menjadi bekal/pegangan awal & utama bagi anak2 kita dalam menjalani kehidupan mereka yang tentu akan dihadapkan pada berbagai masalah, kesulitan, cobaan, godaan, dan sejenisnya, yang boleh jadi sangat berbeda dengan yang kita hadapi & kita alami karena perkembangan zaman.
Selain itu, yang tidak kalah pentingya di dalam proses memelihara & mendidik anak2 kita adalah jiwa besar, kerelaan & keikhlasan kita menerima sikap, perkataan maupun perlakukan yang tidak menyenangkan atau bahkan menyakitkan dari anak2 kita, karena hal2 itu mungkin tidak terhindarkan, dan mungkin itulah cobaan Tuhan bagi kita para orang tua. Bukankah kita yakin bahwa keadaan anak2 kita memang butuh bimbingan orang tua karena mereka belum tahu, belum sampai pikirannya, atau belum cukup pengalaman/matang jiwanya untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang seharusnya? Mari kita percaya bahwa sikap, perkataan & perlakuan anak2 kita yang menyakitkan itu tidak mereka lakukan dengan kesengajaan, tetapi se-mata2 karena keterbatasan pribadi/pikiran/pengalaman mereka, atau kebelumtahuan mereka, dan kepercayaan itulah yang dapat membantu orang tua agar dapat berjiwa besar  serta bersikap, bertutur kata & bertindak bijak. Anggaplah kita sedang menelan pil pahit tetapi menyehatkan/menguatkan & bermanfaat bagi kita & anak2 kita; anggaplah itu risiko yang harus kita hadapi, bahkan merupakan ujian bagi kesabaran kita; jadi, tetaplah menasihati & mendidik dengan kasih-sayang & memberikan contoh yang baik (kesabaran, perkataan yang menyejukkan, dsb). Janganlah kita menuruti perasaan sakit hati, tersinggung, kecewa, dsb itu dengan membalas menyakiti, membalas dengan perkataan kasar/kotor/caci maki, dsb seperti kita membalas tindakan/perlakuan buruk yang dilakukan orang lain kepada kita; kalau tindakan itu (membalas dengan keburukan) yang kita lakukan, berarti jiwa kita masih dikuasai ego kepuasan sesaat, naluri membalas menyakiti orang yang telah menyakiti kita, dan belum didasari niat untuk mendidik anak2 kita; lalu apa bedanya orang tua dengan orang lain yang bukan apa2? Ingatlah, mereka dilahirkan ke dunia dengan perantaraan kita, mereka adalah penerus kita, mereka adalah darah-daging kita; baik-buruknya anak2 kita dapat menjadi cermin baik-buruknya orang tua. Baik-buruknya anak2 kita adalah tanggung jawab kita orang tua, kita tidak bisa lari dari tanggung jawab mendidik anak2 kita terutama pada saat usia-usia anak masih ‘di bawah pengampuan’. Tetapi, itu semua berpulang pada kita masing2 sebagai orang tua, dan memang kita bisa memilih, tetapi semua pilihan memiliki konsekuensi risiko (repot/susah/sakit), mungkin di saat2 awal (di depan) atau di saat2 akhir (di belakang). Kalau kita tidak mau repot, susah, sakit di awal (ketika anak2 kita masih kecil) maka boleh jadi kita akan sangat repot, susah, bahkan sakit di saat2 akhirnya (ketika anak2 kita sudah menginjak besar/dewasa) karena terlambat menasihati/membimbing mereka. Kalau kita memilih tidak mau repot/susah/sakit, boleh jadi kita akan sangat kecewa & menyesal, karena justru di saat2 akhir itu kerepotan/kesusahan/kesakitan (akibat dari tindakan anak2 yang tak terkendali) akan datang. Mungkin yang terbaik, menurut saya adalah kita mau repot/susah/sakit di depan dan tetap bersiap repot/susah/sakit sampai jiwa kita dipanggil Tuhan, karena itulah yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Saudaraku, demi kebaikan anak2 kita, cucu2 kita, dan generasi penerus bangsa ini, marilah kita tanamkan/resapkan pemahaman & praktek akhlak mulia & Iman/Agama dengan baik ke dalam jiwa & hati anak-cucu kita secara dini, semoga akan menjadi bekal mereka dalam menghadapi kerasnya hidup di zaman yang tidak kita alami nanti. Semoga anak-cucu kita dan generasi penerus bangsa tercinta ini selalu dilindungi, diberi petunjuk & pertolongan Tuhan YMK, amin...(Sml)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar