Tentang Kami

Foto saya
Kel.Krukut, Kec.Limo, Kota Depok, Prov Jawa Barat, Indonesia
Selalu berusaha ikhlas-sabar-syukur, Pecinta kedamaian&ketulusan, Ingin selalu berbagi & bermanfaat bagi sesama

Rabu, 07 April 2021

Akhlak/Karakter Mulia sebagai Awal&Penggerak dlm Membangun&Memelihara Budaya Organisasi, Budaya Masyarakat, & Budaya Bangsa

Assalaamu'alaikum wr.wb. Saudaraku, dewasa ini kita mendengar gencarnya upaya berbagai pihak (organisasi, instansi, perusahaan, dsb) membangun budaya organisasi masing-masing, yang pada intinya mereka mengharapkan semua SDM dan para pihak terkait dapat menampilkan nilai-nilai yang positip dan memberikan kinerja yang terbaik bagi organisasi dalam memenuhi harapan para pemangku kepentingan (stakeholders), khususnya para pelanggan/konsumen. Nilai-nilai positip seperti jujur, disiplin, amanah, ikhlas, tulus, tanggung jawab, komitmen, bersih, setia, responsif, melayani, kerja sama, pantang menyerah, religius, dan sejenisnya tersebut diharapkan terjelma menjadi perilaku sehari-hari yang diharapkan dapat meningkatkan dan memelihara kinerja organisasi secara permanen dan dapat menaikkan reputasi (nama baik) organisasi di tengah-tengah masyarakat dan stakeholders dalam jangka panjang. Upaya-upaya membangun budaya organisasi tersebut memang sudah selayaknya dilakukan, bahkan perlu dipelihara dan dikembangkan sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman. Sesuatu baru dapat dikatakan menjadi 'budaya' organisasi/masyarakat/daerah ketika telah diketahui, dipahami, dan dilaksanakan secara sadar dalam tindakan sehari-hari oleh sebagian besar/seluruh anggota organisasi/masyarakat/daerah tersebut sebagai suatu kebiasaan. Ketika sesuatu itu baru dipahami masyarakat tetapi belum dilaksanakan maka belum dapat dikatakan sebagai budaya, belum 'membudaya', tetapi baru 'memasyarakat'. Demikian juga ketika sesuatu itu baru dilaksanakan oleh satu-dua orang atau sebagian kecil orang dalam organisasi/masyarakat/daerah, itu pun belum bisa dikatakan sebagai budaya. Saudaraku, ketika budaya telah terbentuk dalam suatu organisasi/masyarakat/daerah, maka semua anggota organisasi/masyarakat/daerah akan secara otomatis melaksanakan/menjalankan 'kebiasaan' tersebut dengan senang hati, atas kesadarannya sendiri, dan tanpa diperintah oleh siapapun. Bahkan pada tataran yang lebih tinggi mereka siap 'membela'-nya. Bila suatu organisasi/masyarakat/daerah telah mencapai tataran seperti ini, maka Pemimpin dapat lebih fokus pada penciptaan iklim dan ekosistem yang kondusif bagi tumbuh- kembangnya budaya tersebut, dan tidak lagi harus mengejar-ngejar para anggotanyanya untuk melakukan ini-itu atau memberi sanksi ini-itu dan sejenisnya. Oleh karena itu terciptanya budaya organisasi/masyarakat/daerah tersebut kiranya perlu menjadi strategi para Pemimpin. Ketika budaya tertentu telah terbentuk/mengakar kuat pada suatu organisasi/masyarakat/daerah, barulah memungkinkan adanya perluasan cakupan implementasinya pada organisasi/masyarakat/daerahyang lebih luas, sampai menjadi budaya bangsa, bahkan budaya dunia. Saudaraku, berdasarkan pengamatan kami, beberapa hal yang kiranya perlu kita ketahui terkait dengan upaya pembentukan budaya organisasi/masyarakat/daerah/bangsa antara lain adalah: 1. Bahwa budaya organisasi/masyarakat/daerah/bangsa (yang baik) hanya dapat diwujudkan oleh orang-orang yang di dalam dirinya tertanam kuat nilai-nilai positip yang dianut dan diyakini kebenarannya. 2. Bahwa dalam proses internalisasi nilai-nilai positip tersebut kepada para anggota organisasi/masyarakat memerlukan waktu yang cukup dan keteladanan dari Pemimpin secara konsisten. 3. Bahwa dalam upaya menterjemahkan nilai-nilai positip ke dalam tindakan nyata (kebiasaan) sehari-hari, memerlukan pelatihan dan pembiasaan setiap hari yang memerlukan waktu yang cukup dan keteladanan dari Pimpinan secara konsisten. 4. Bahwa dalam proses pembentukan budaya organisasi/masyarakat perlu dilakukan pemahaman seksama terhadap proses bisnis oranisasi, 'medan operasi', fungsi para pihak yang harus terlibat, sehingga dapat dilakukan pengukuran secara tepat mengenai "sudahkah upaya yang dilakukan cukup memadai/maksimal (termasuk ketepatan stategi, tahapan, kecukupan waktu, dan keteladanan Pimpinan) dikaitkan dengan hasil-hasil yang diharapkan?". Jangan sampai (walau tanpa disadari) ternyata baru sebatas 'merasa' upaya sudah maksimal, pada hal faktanya yang besar justru baru keinginannya! 5. Ketika budaya pada suatu organisasi/masyarakat belum terbentuk/berakar kuat, maka sangat sulit Pimpinan/organisasi/masyarakat tersebut untuk memperluas cakupan implementasi budaya tersebut kepada organisasi/masyarakat yang lain. 6. Segalanya, apapun hasil demi hasil yang diwujudkan, semua insyaAllah akan berujung baik (membaikkan semua) dan berakhir bahagia, ketika kita jalani dengan penuh keikhlasan, kesyukuran, dan keberserahan-diri kepada Allah Swt. Saudaraku, sekian, semoga bermanfaat, mohon ma'af atas kekurangannya, teriring do'a dan harapan semoga kita semua dapat menjalankan segala amanah bagi kebaikan sesama, dalam ridho Allah Swt, Aamiin YRA... Wassalaamu'alaikum wr.wb. (Ragil-2021)