Sdrku, mari kita sll belajar &menebar manfaat menuju kebaikan bersama &ridlo Allah Swt. Blog ini mencoba belajar berbagi masukan/saran scr cuma2 kpd Sdr2ku utk menemukan ketenangan/kedamaian hidup &menyelamatkan bahtera rumah tangga. Sdr2ku yg memerlukan dpt mengisi FORMULIR KONTAK yg tersedia dan mengirim kembali. Selain Blog ini, Sdr juga dpt mengakses link Twitter ini: https://twitter.com/sumilir_ragil Semoga bermanfaat, Aamiin YRA... Wassalam. (Sumilir)
Tentang Kami
- bloger.com
- Kel.Krukut, Kec.Limo, Kota Depok, Prov Jawa Barat, Indonesia
- Selalu berusaha ikhlas-sabar-syukur, Pecinta kedamaian&ketulusan, Ingin selalu berbagi & bermanfaat bagi sesama
Rabu, 07 April 2021
Akhlak/Karakter Mulia sebagai Awal&Penggerak dlm Membangun&Memelihara Budaya Organisasi, Budaya Masyarakat, & Budaya Bangsa
Assalaamu'alaikum wr.wb.
Saudaraku, dewasa ini kita mendengar gencarnya upaya
berbagai pihak (organisasi, instansi, perusahaan, dsb) membangun budaya
organisasi masing-masing, yang pada intinya mereka mengharapkan semua SDM dan
para pihak terkait dapat menampilkan nilai-nilai yang positip dan memberikan
kinerja yang terbaik bagi organisasi dalam memenuhi harapan para pemangku
kepentingan (stakeholders), khususnya para pelanggan/konsumen. Nilai-nilai
positip seperti jujur, disiplin, amanah, ikhlas, tulus, tanggung jawab,
komitmen, bersih, setia, responsif, melayani, kerja sama, pantang menyerah,
religius, dan sejenisnya tersebut diharapkan terjelma menjadi perilaku
sehari-hari yang diharapkan dapat meningkatkan dan memelihara kinerja organisasi
secara permanen dan dapat menaikkan reputasi (nama baik) organisasi di
tengah-tengah masyarakat dan stakeholders dalam jangka panjang.
Upaya-upaya membangun budaya organisasi tersebut memang sudah selayaknya dilakukan, bahkan
perlu dipelihara dan dikembangkan sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman. Sesuatu
baru dapat dikatakan menjadi 'budaya' organisasi/masyarakat/daerah ketika telah
diketahui, dipahami, dan dilaksanakan secara sadar dalam tindakan sehari-hari
oleh sebagian besar/seluruh anggota organisasi/masyarakat/daerah tersebut
sebagai suatu kebiasaan. Ketika sesuatu itu baru dipahami masyarakat tetapi
belum dilaksanakan maka belum dapat dikatakan sebagai budaya, belum 'membudaya',
tetapi baru 'memasyarakat'. Demikian juga ketika sesuatu itu baru dilaksanakan
oleh satu-dua orang atau sebagian kecil orang dalam organisasi/masyarakat/daerah,
itu pun belum bisa dikatakan sebagai budaya.
Saudaraku, ketika budaya telah terbentuk dalam suatu
organisasi/masyarakat/daerah, maka semua anggota organisasi/masyarakat/daerah
akan secara otomatis melaksanakan/menjalankan 'kebiasaan' tersebut dengan senang
hati, atas kesadarannya sendiri, dan tanpa diperintah oleh siapapun. Bahkan pada
tataran yang lebih tinggi mereka siap 'membela'-nya. Bila suatu
organisasi/masyarakat/daerah telah mencapai tataran seperti ini, maka Pemimpin
dapat lebih fokus pada penciptaan iklim dan ekosistem yang kondusif bagi tumbuh-
kembangnya budaya tersebut, dan tidak lagi harus mengejar-ngejar para
anggotanyanya untuk melakukan ini-itu atau memberi sanksi ini-itu dan
sejenisnya. Oleh karena itu terciptanya budaya organisasi/masyarakat/daerah
tersebut kiranya perlu menjadi strategi para Pemimpin.
Ketika budaya tertentu telah terbentuk/mengakar kuat pada suatu organisasi/masyarakat/daerah,
barulah memungkinkan adanya perluasan cakupan implementasinya pada
organisasi/masyarakat/daerahyang lebih luas, sampai menjadi budaya bangsa,
bahkan budaya dunia.
Saudaraku, berdasarkan pengamatan kami, beberapa hal yang
kiranya perlu kita ketahui terkait dengan upaya pembentukan budaya
organisasi/masyarakat/daerah/bangsa antara lain adalah:
1. Bahwa budaya organisasi/masyarakat/daerah/bangsa (yang baik) hanya dapat diwujudkan oleh
orang-orang yang di dalam dirinya tertanam kuat nilai-nilai positip yang dianut
dan diyakini kebenarannya.
2. Bahwa dalam proses internalisasi nilai-nilai positip tersebut kepada para anggota
organisasi/masyarakat memerlukan waktu yang cukup dan keteladanan dari Pemimpin secara konsisten.
3. Bahwa dalam upaya menterjemahkan nilai-nilai positip ke dalam tindakan nyata (kebiasaan)
sehari-hari, memerlukan pelatihan dan pembiasaan setiap hari yang memerlukan
waktu yang cukup dan keteladanan dari Pimpinan secara konsisten.
4. Bahwa dalam proses pembentukan budaya organisasi/masyarakat perlu dilakukan pemahaman
seksama terhadap proses bisnis oranisasi, 'medan operasi', fungsi para pihak
yang harus terlibat, sehingga dapat dilakukan pengukuran secara tepat mengenai
"sudahkah upaya yang dilakukan cukup memadai/maksimal (termasuk ketepatan
stategi, tahapan, kecukupan waktu, dan keteladanan Pimpinan) dikaitkan dengan
hasil-hasil yang diharapkan?". Jangan sampai (walau tanpa disadari) ternyata
baru sebatas 'merasa' upaya sudah maksimal, pada hal faktanya yang besar justru
baru keinginannya!
5. Ketika budaya pada suatu organisasi/masyarakat belum terbentuk/berakar kuat, maka
sangat sulit Pimpinan/organisasi/masyarakat tersebut untuk memperluas cakupan implementasi
budaya tersebut kepada organisasi/masyarakat yang lain.
6. Segalanya, apapun hasil demi hasil yang diwujudkan, semua insyaAllah akan berujung baik
(membaikkan semua) dan berakhir bahagia, ketika kita jalani dengan penuh keikhlasan, kesyukuran, dan
keberserahan-diri kepada Allah Swt.
Saudaraku, sekian, semoga bermanfaat, mohon ma'af atas kekurangannya, teriring do'a
dan harapan semoga kita semua dapat menjalankan segala amanah bagi kebaikan sesama,
dalam ridho Allah Swt, Aamiin YRA...
Wassalaamu'alaikum wr.wb.
(Ragil-2021)
Langganan:
Postingan (Atom)