Saudaraku, kalau kita renungkan, mungkin sebagian kita baru
sadar bahwa selama ini kita kurang mengoptimalkan 2 (dua) karunia Tuhan yang
sering dilupakan orang, yaitu pertama ‘kesempatan’, dan kedua ‘kesehatan’.
Marilah kita bersama merenungkan sejenak kedua hal tersebut.
Pertama: Kesempatan.
Kesempatan dapat dimaknai peluang/ketersediaan waktu mulai
menit demi menit dan jam demi jam yang kita habiskan dari hari ke hari, bulan
demi bulan, dan tahun demi tahun, sehingga pada akhirnya harus kita memaknai kesempatan
sebagai umur (kesempatan hidup) kita di dunia ini.
Dalam hal ketersediaan waktu setiap harinya, apakah kita telah memanfaatkan dengan se-baik2nya kesempatan 24 jam per hari yang diberikan Tuhan dengan cuma2 ini? Masihkah kita suka me-nunda2 waktu dalam melaksanakan tugas/kewajiban kerja, berbuat kebaikan, atau melaksanakan perintah Tuhan? Masihkah kita suka meng-hambur2kan waktu untuk hal2 yang tidak perlu, atau menghabiskan waktu setiap hari hanya untuk menuruti keinginan2/kepuasan2 sesaat kita?
Saudaraku, marilah kita syukuri waktu/kesempatan 24 jam per hari ini dengan membagi-bagi dan mengisinya dengan aktivitas2 yang dibutuhkan secara adil/proporsional sesuai petunjuk Tuhan, yang tentu dimaksudkan bagi kebaikan&kesejahteraan manusia. Hindari kebiasaan me-nunda2 pekerjaan/aktivitas yang memang sebaiknya ditentukan jadual pelaksaannya supaya tidak menumpuk&kehabisan waktu di ujungnya, tidak berantakan hasilnya, dan tidak menimbulkan penyesalan. Hindari meng-hambur2kan waktu untuk hal2 yang tidak berguna bagi diri sendiri maupun sesama, atau bahkan merugikan kesehatan/keimanan/lingkungan.
Selanjutnya, bila kesempatan dimaknai sebagai umur kita di dunia ini, maka lakukanlah dengan kesungguhan hati kegiatan2 yang dibutuhkan & harus dilakukan pada setiap tahapan umur kita, baik ketika usia anak2, usia muda/remaja, usia dewasa, maupun usia tua, bahkan usia sangat tua. Ketika usia masih anak2, muda/remaja & menginjak dewasa, isilah waktu dengan akttivitas2 dalam rangka membekali diri dengan keimanan/agama yang baik, budi pekerti luhur (akhlak mulia), ilmu pengetahuan, keterampilan & keahlian yang mendalam pada pilihan bidang tertentu; semua itu ibarat senjata/alat/syarat yang diperlukan agar dapat menjalani usia dewasa & usia tua dengan keadaan yang lebih baik terutama kemandirian ekonomi & sosialnya. Ketika usia dewasa & usia tua, bila kita sudah bekerja atau punya usaha atau profesi, mandiri secara ekonomi, membentuk keluarga, dan bisa berbagi pada sesama, baik di lingkungan tempat tinggal, pekerjaan, organisasi, dsb. maka lakukanlah semuanya --kewajiban pada pekerjaan, keluarga, maupun pada sesame-- dengan kesungguhan, keikhlasan & kesyukuran; namun bila kita belum seperti keadaan di atas, bertawakkallah pada Tuhan dengan berikhtiar sungguh2, taat pada Tuhan, sabar, pasrah & ikhlas dengan pilihan/ujian Tuhan.
Saudaraku, walau mungkin terasa lama ketika kita menjalani usia ini, tetapi faktanya umur manusia hanyalah satu potongan kecil dari panjangnya umur jagad raya ini yang konon sudah jutaan tahun. Kalau jatah umur ini kita penuhi dengan kegiatan2 yang baik & bermanfaat, serta dengan memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik & lebih baik lagi, serta dilandasi dengan kesyukuran, boleh jadi tidak terasa lama. Tetapi bila hati kita tidak diisi dengan kesyukuran, keikhlasan, kepasrahan, mungkin sekali hari2 dalam hidup ini terasa begitu lama & menyiksa. Jadi sebelum terlambat, marilah kita isi umur kita ini dengan menebar kebaikan & kemanfaatan bagi sesama dengan hati yang dipenuhi kesyukuran, keikhlasan & kepasrahan.
Dalam hal ketersediaan waktu setiap harinya, apakah kita telah memanfaatkan dengan se-baik2nya kesempatan 24 jam per hari yang diberikan Tuhan dengan cuma2 ini? Masihkah kita suka me-nunda2 waktu dalam melaksanakan tugas/kewajiban kerja, berbuat kebaikan, atau melaksanakan perintah Tuhan? Masihkah kita suka meng-hambur2kan waktu untuk hal2 yang tidak perlu, atau menghabiskan waktu setiap hari hanya untuk menuruti keinginan2/kepuasan2 sesaat kita?
Saudaraku, marilah kita syukuri waktu/kesempatan 24 jam per hari ini dengan membagi-bagi dan mengisinya dengan aktivitas2 yang dibutuhkan secara adil/proporsional sesuai petunjuk Tuhan, yang tentu dimaksudkan bagi kebaikan&kesejahteraan manusia. Hindari kebiasaan me-nunda2 pekerjaan/aktivitas yang memang sebaiknya ditentukan jadual pelaksaannya supaya tidak menumpuk&kehabisan waktu di ujungnya, tidak berantakan hasilnya, dan tidak menimbulkan penyesalan. Hindari meng-hambur2kan waktu untuk hal2 yang tidak berguna bagi diri sendiri maupun sesama, atau bahkan merugikan kesehatan/keimanan/lingkungan.
Selanjutnya, bila kesempatan dimaknai sebagai umur kita di dunia ini, maka lakukanlah dengan kesungguhan hati kegiatan2 yang dibutuhkan & harus dilakukan pada setiap tahapan umur kita, baik ketika usia anak2, usia muda/remaja, usia dewasa, maupun usia tua, bahkan usia sangat tua. Ketika usia masih anak2, muda/remaja & menginjak dewasa, isilah waktu dengan akttivitas2 dalam rangka membekali diri dengan keimanan/agama yang baik, budi pekerti luhur (akhlak mulia), ilmu pengetahuan, keterampilan & keahlian yang mendalam pada pilihan bidang tertentu; semua itu ibarat senjata/alat/syarat yang diperlukan agar dapat menjalani usia dewasa & usia tua dengan keadaan yang lebih baik terutama kemandirian ekonomi & sosialnya. Ketika usia dewasa & usia tua, bila kita sudah bekerja atau punya usaha atau profesi, mandiri secara ekonomi, membentuk keluarga, dan bisa berbagi pada sesama, baik di lingkungan tempat tinggal, pekerjaan, organisasi, dsb. maka lakukanlah semuanya --kewajiban pada pekerjaan, keluarga, maupun pada sesame-- dengan kesungguhan, keikhlasan & kesyukuran; namun bila kita belum seperti keadaan di atas, bertawakkallah pada Tuhan dengan berikhtiar sungguh2, taat pada Tuhan, sabar, pasrah & ikhlas dengan pilihan/ujian Tuhan.
Saudaraku, walau mungkin terasa lama ketika kita menjalani usia ini, tetapi faktanya umur manusia hanyalah satu potongan kecil dari panjangnya umur jagad raya ini yang konon sudah jutaan tahun. Kalau jatah umur ini kita penuhi dengan kegiatan2 yang baik & bermanfaat, serta dengan memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik & lebih baik lagi, serta dilandasi dengan kesyukuran, boleh jadi tidak terasa lama. Tetapi bila hati kita tidak diisi dengan kesyukuran, keikhlasan, kepasrahan, mungkin sekali hari2 dalam hidup ini terasa begitu lama & menyiksa. Jadi sebelum terlambat, marilah kita isi umur kita ini dengan menebar kebaikan & kemanfaatan bagi sesama dengan hati yang dipenuhi kesyukuran, keikhlasan & kepasrahan.
Kedua: Kesehatan.
Terkadang kita menyaksikan bahwa orang baru menyadari
pentingnya/mahalnya kesehatan ketika sedang sakit. Orang yang sakit, apalagi sakit
parah atau berkepanjangan (kronis), akan sangat terhalang untuk dapat melakukan
aktivitas/kegiatan/pekerjaan maupun tindakan2 kebaikan lainnya. Jangankan untuk
bekerja, untuk makan/minum pun tidak enak, tidur juga tidak nyenyak. Oleh
karena itu bila kita dalam keadaan sehat lahir batin, mari kita syukuri dengan
menggunakan kesehatan badan & jiwa ini untuk berbakti kepada Tuhan dan
berbuat baik kepada sesama, menjaga kesehatan, melakukan/menerapkan pola hidup
sehat sesuai petunjuk Tuhan. Kesempatan/umur menjadi kurang bermakna bahkan
tidak bermakna ketika dilanda sakit karena tergerusnya kemampuan badan untuk
memanfaatkan kesempatan/umur tsb secara baik/produktif. Kesehatan adalah
peluang atau modal awal bagi semua kemungkinan pencapaian prestasi dan
keberhasilan. Bagaimana orang dapat mengukir prestasi gemilang bila selalu
sakit2an/lemah fisiknya/rawan penyakit karena mengabaikan kesehatan? Kesehatan
diri (jiwa-raga) adalah awal dari ‘kesehatan’ bidang-bidang lain (ekonomi,
keuangan, social, dsb). Ketika kita sudah ber-hati2 menjaga kesehatan, tetapi
suatu saat menderita sakit, maka itulah ujian Tuhan. Tetaplah bertawakkal bagi
kesehatan kita, ikhlaskanlah hati, berserahlah diri pd Tuhan. Mohonlah ampun
& bertekadlah untuk taat pada Tuhan, menjaga kesehatan & mengisi waktu
dengan kebaikan2. Bagi orang Islam, sakitnya orang yang hatinya penuh syukur, ikhlas,&pasrah,
adalah sarana penghapus dosa & ujian bagi kenaikan derajad/kemuliaan di
sisi Tuhan.
Saudaraku, jadi nyatalah bahwa kesempatan/umur dan kesehatan itu salah satu karunia/nikmat Tuhan yang diberikan cuma-cuma kepada manusia (kita), yang selayaknyalah kita syukuri. Bila kita syukuri, maka pada akhirnya segala kebaikan/manfaatnya juga kembali untuk kebaikan kita (manusia) juga; sebaliknya bila kita kufuri (tidak kita syukuri) maka kerugian/kesengsaraanlah yang akan kita (manusia) dapati.
Saudaraku, marilah kita berdo'a semoga kita selalu dibimbing dan diringankan Tuhan sehingga bisa memanfaatkan kesempatan & kesehatan ini dengan se-baik2nya bagi kebaikan diri kita dan kebaikan sesama, amin... (Sml)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar