Tentang Kami

Foto saya
Kel.Krukut, Kec.Limo, Kota Depok, Prov Jawa Barat, Indonesia
Selalu berusaha ikhlas-sabar-syukur, Pecinta kedamaian&ketulusan, Ingin selalu berbagi & bermanfaat bagi sesama

Kamis, 07 Juni 2018

MEMILIKI JIWA BERBAGI


Saudaraku, tidaklah salah hati kita senang ketika menerima pemberian/pertolongan orang lain, oleh karena itu sepantasnya kita berterima kasih. Yang perlu kita pikirkan, seberapa banyak orang yang mampu, siap & senang memberi dibanding dengan orang yang hanya siap & senang menerima?
Urusan memberi dan menerima sebenarnya tidak hanya mencakup soal materi, melainkan juga non materi misalnya waktu/kesempatan, perhatian, pemikiran/saran/pendapat, tenaga, dsb.   Namun mengingat kemampuan sosial-ekonomi masing2 orang (anggota masyarakat) tidak sama dimana kemapuan sosial-ekonomi yang kuat hanya dimiliki sebagian kecil masyarakat tetapi semua orang membutuhkan materi untuk hidup, di samping sifat materialis dari sebagian anggota masyarakat, maka soal materilah yang menjadi dominan.
Saudaraku, sebagai orang beriman, seyogyanyalah kita berupaya melaksanakan tuntunan Tuhan sesuai kemampuan kita. Agama (Islam) mengingatkan antara lain bahwa tangan di atas (memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (menerima). Tuhanpun berjanji bahwa orang yang memudahkan urusan orang lain akan dimudahkan urusannya. Tuhan juga mengecam orang yang bisa tidur nyenyak dengan perut kenyang sementara tetangganya tidur dalam kelaparan. Masih banyak lagi anjuran dan perintah lain yang intinya mendorong manusia (khususnya orang Islam) untuk berbagi/menolong sesama baik dengan materi maupun non materi.
Saudaraku, bila kita sudah dalam kategori mampu dalam soal materi (sesuai batas ukurannya), bersyukurlah dengan menunaikan perintah agama yang terkait dengan materi (seperti zakat, infaq, sedekah, kurban, aqiqah, zakat fitrah, dsb), kewajiban kepada negara (pajak, retribusi, dsb), dan lainnya.
Namun bila kemampuan materi kita belum memungkinkan untuk berbagi secara memadai, marilah kita tanamkan dalam hati/jiwa kita kesediaan & tekad yang kuat untuk menunaikan perintah agama yang terkait dengan materi, kewajiban kepada negara & lainnya tsb bila suatu saat kita diberi kemampuan. Seiring dengan itu, marilah kita biasakan berbagi, berkontribusi &melayani sesama dengan kesyukuran &senang hati, mulai dari hal2 kecil yang mudah/bisa kita lakukan maupun yang memerlukan sedikit materi (belum memerlukan materi yang besar). Kalau saat2 ini kita masih menjadi pihak penerima, maka bertekad, berusaha & berdo'alah supaya di saat2 berikutnya kita bisa menjadi pemberi.
Saudaraku, baik yang sudah kuat maupun yang belum kuat secara materi, kalau kita renungkan, maka dalam transaksi2 antar manusia pada keseharian kita sebenarnya kita semua sudah saling memberi dan menerima. Contohnya ketika seorang kepala keluarga membayar/memberikan gaji kepada pembantunya, sebenarnya pembantu itu pun telah memberikan jasa pelayanannya kepada keluarga tersebut. Jadi sebenarnya kedua pihak saling membutuhkan, saling memberi, dan saling menerima. Tentu sesuatu yang diberikan dan diterima oleh masing2 pihak berbeda tetapi saling dibutuhkan pihak lainnya tersebut. Mari kita sadari bahwa memang sudah menjadi kodrat manusia yang sejak kelahirannya tak bisa hidup sendirian tanpa bantuan orang lain; betapapun kecilnya setiap orang pasti membutuhkan orang lain. Oleh karena itu marilah kita pupuk jiwa kesediaan berbagi & saling menolong ini menuju kesejahteraan bersama, sesuai perintah Tuhan. Semoga kita selalu dalam lindungan dan bimbingan Tuhan, dimampukan & diringankan hati kita untuk berbagi, amin... (Sml)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar