Saudaraku, tidaklah
salah hati kita senang ketika menerima pemberian/pertolongan orang lain, oleh
karena itu sepantasnya kita berterima kasih. Yang perlu kita pikirkan, seberapa
banyak orang yang mampu, siap & senang memberi dibanding dengan orang yang
hanya siap & senang menerima?
Urusan memberi dan
menerima sebenarnya tidak hanya mencakup soal materi, melainkan juga non materi
misalnya waktu/kesempatan, perhatian, pemikiran/saran/pendapat, tenaga, dsb. Namun mengingat kemampuan sosial-ekonomi masing2
orang (anggota masyarakat) tidak sama dimana kemapuan sosial-ekonomi yang kuat
hanya dimiliki sebagian kecil masyarakat tetapi semua orang membutuhkan materi untuk hidup, di samping sifat materialis dari sebagian anggota
masyarakat, maka soal materilah yang menjadi dominan.
Saudaraku, sebagai orang beriman, seyogyanyalah kita berupaya melaksanakan tuntunan Tuhan sesuai kemampuan kita. Agama (Islam) mengingatkan antara lain bahwa tangan di atas (memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (menerima). Tuhanpun berjanji bahwa orang yang memudahkan urusan orang lain akan dimudahkan urusannya. Tuhan juga mengecam orang yang bisa tidur nyenyak dengan perut kenyang sementara tetangganya tidur dalam kelaparan. Masih banyak lagi anjuran dan perintah lain yang intinya mendorong manusia (khususnya orang Islam) untuk berbagi/menolong sesama baik dengan materi maupun non materi.
Saudaraku, sebagai orang beriman, seyogyanyalah kita berupaya melaksanakan tuntunan Tuhan sesuai kemampuan kita. Agama (Islam) mengingatkan antara lain bahwa tangan di atas (memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (menerima). Tuhanpun berjanji bahwa orang yang memudahkan urusan orang lain akan dimudahkan urusannya. Tuhan juga mengecam orang yang bisa tidur nyenyak dengan perut kenyang sementara tetangganya tidur dalam kelaparan. Masih banyak lagi anjuran dan perintah lain yang intinya mendorong manusia (khususnya orang Islam) untuk berbagi/menolong sesama baik dengan materi maupun non materi.
Saudaraku, bila kita sudah dalam kategori mampu dalam
soal materi (sesuai batas ukurannya), bersyukurlah dengan menunaikan perintah
agama yang terkait dengan materi (seperti zakat, infaq, sedekah, kurban,
aqiqah, zakat fitrah, dsb), kewajiban kepada negara (pajak, retribusi, dsb),
dan lainnya.
Namun bila kemampuan materi kita belum memungkinkan untuk berbagi secara memadai, marilah kita tanamkan dalam hati/jiwa kita kesediaan & tekad yang kuat untuk menunaikan perintah agama yang terkait dengan materi, kewajiban kepada negara & lainnya tsb bila suatu saat kita diberi kemampuan. Seiring dengan itu, marilah kita biasakan berbagi, berkontribusi &melayani sesama dengan kesyukuran &senang hati, mulai dari hal2 kecil yang mudah/bisa kita lakukan maupun yang memerlukan sedikit materi (belum memerlukan materi yang besar). Kalau saat2 ini kita masih menjadi pihak penerima, maka bertekad, berusaha & berdo'alah supaya di saat2 berikutnya kita bisa menjadi pemberi.
Namun bila kemampuan materi kita belum memungkinkan untuk berbagi secara memadai, marilah kita tanamkan dalam hati/jiwa kita kesediaan & tekad yang kuat untuk menunaikan perintah agama yang terkait dengan materi, kewajiban kepada negara & lainnya tsb bila suatu saat kita diberi kemampuan. Seiring dengan itu, marilah kita biasakan berbagi, berkontribusi &melayani sesama dengan kesyukuran &senang hati, mulai dari hal2 kecil yang mudah/bisa kita lakukan maupun yang memerlukan sedikit materi (belum memerlukan materi yang besar). Kalau saat2 ini kita masih menjadi pihak penerima, maka bertekad, berusaha & berdo'alah supaya di saat2 berikutnya kita bisa menjadi pemberi.
Saudaraku, baik yang sudah kuat maupun yang belum kuat
secara materi, kalau kita renungkan, maka dalam transaksi2 antar manusia pada
keseharian kita sebenarnya kita semua sudah saling memberi dan menerima.
Contohnya ketika seorang kepala keluarga membayar/memberikan gaji kepada pembantunya,
sebenarnya pembantu itu pun telah memberikan jasa pelayanannya kepada keluarga
tersebut. Jadi sebenarnya kedua pihak saling membutuhkan, saling memberi, dan
saling menerima. Tentu sesuatu yang diberikan dan diterima oleh masing2 pihak
berbeda tetapi saling dibutuhkan pihak lainnya tersebut. Mari kita sadari bahwa
memang sudah menjadi kodrat manusia yang sejak kelahirannya tak bisa hidup
sendirian tanpa bantuan orang lain; betapapun kecilnya setiap orang pasti
membutuhkan orang lain. Oleh karena itu marilah kita pupuk jiwa kesediaan
berbagi & saling menolong ini menuju kesejahteraan bersama, sesuai perintah
Tuhan. Semoga kita selalu dalam lindungan dan bimbingan Tuhan, dimampukan &
diringankan hati kita untuk berbagi, amin... (Sml)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar