Saudaraku, mungin kita sering
mendengar perkataan orang yang merasa diuji, diperingatkan, atau bahkan
dilaknat Tuhan atas musibah/kesedihan yang menimpanya.
Saudaraku, sejauh yang saya dengar & ketahui, musibah/kesedihan/kejadian yang sama bisa menjadi ujian bagi orang tertentu tetapi bisa menjadi peringatan atau bahkan menjadi laknat bagi orang lain, tergantung sejauh mana ketaatan orang yang bersangkutan. Dikatakan Ujian karena ditimpakan pada orang yang taat kepada Allah dengan tujuan untuk menaikkan derajad/kelas/kemuliaannya. Disebut Peringatan karena ditimpakan pada orang taat yang sedang lalai, dengan tujuan agar segera kembali taat. Dikatakan Laknat karena ditimpakan pada orang yang ingkar (tidak taat) pada Allah sebagai hukuman awal dengan harapan agar bisa berubah menjadi taat.
Saudaraku, sejauh yang saya dengar & ketahui, musibah/kesedihan/kejadian yang sama bisa menjadi ujian bagi orang tertentu tetapi bisa menjadi peringatan atau bahkan menjadi laknat bagi orang lain, tergantung sejauh mana ketaatan orang yang bersangkutan. Dikatakan Ujian karena ditimpakan pada orang yang taat kepada Allah dengan tujuan untuk menaikkan derajad/kelas/kemuliaannya. Disebut Peringatan karena ditimpakan pada orang taat yang sedang lalai, dengan tujuan agar segera kembali taat. Dikatakan Laknat karena ditimpakan pada orang yang ingkar (tidak taat) pada Allah sebagai hukuman awal dengan harapan agar bisa berubah menjadi taat.
Saudaraku, mari kita berusaha memahami diri kita masing-masing,
apakah kita termasuk dalam golongan orang yang taat, orang yang taat tapi
terkadang/sedang lalai, atau orang yang ingkar (tidak taat) pada Allah. Jangan
sampai kita tertipu/keliru dengan pemahaman kita sendiri yang belum tepat,
misalnya: 1) kita merasa diuji Tuhan padahal kita sebenarnya belum termasuk
orang yang taat, atau 2) mempertanyakan "mengapa orang yang sudah taat kok
masih belum enak hidupnya?", "mengapa orang yang tidak benar malah
bisa hidup enak?", dan sebagainya.
Selanjutnya mari kita belajar untuk selalu taat pada perintah Allah sebagai bukti kesyukuran kita, dan menerima segala yang kita alami dengan hati ikhlas karena keyakinan bahwa itulah pilihan terbaik Allah bagi kita. Bagi orang beriman, yang penting bukanlah musibah atau keberuntungan, kesedihan atau kesenangan, tetapi bagaimana bisa menyikapi dengan benar atas musibah dan keberuntungan, bagaimana menyikapi dengan benar atas kesedihan maupun kesenangan, karena bagi orang taat/beriman, semuanya adalah ujian yang harus dijalani dengan baik sesuai tuntunan Tuhan bila ingin naik kelas/derajad.
Saudaraku, semoga kita digolongkan orang2 yang taat & beriman pada Allah SWT, amin.... (Sml)
Selanjutnya mari kita belajar untuk selalu taat pada perintah Allah sebagai bukti kesyukuran kita, dan menerima segala yang kita alami dengan hati ikhlas karena keyakinan bahwa itulah pilihan terbaik Allah bagi kita. Bagi orang beriman, yang penting bukanlah musibah atau keberuntungan, kesedihan atau kesenangan, tetapi bagaimana bisa menyikapi dengan benar atas musibah dan keberuntungan, bagaimana menyikapi dengan benar atas kesedihan maupun kesenangan, karena bagi orang taat/beriman, semuanya adalah ujian yang harus dijalani dengan baik sesuai tuntunan Tuhan bila ingin naik kelas/derajad.
Saudaraku, semoga kita digolongkan orang2 yang taat & beriman pada Allah SWT, amin.... (Sml)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar