Saudaraku, mungkin
(hampir) semua orang menginginkan hidup dengan hati/jiwa tenang, damai, & bahagia.
Sebagian orang pun lantas berlomba-lomba untuk: 1) mengumpulkan kekayaan
materi, 2) mengejar kedudukan/jabatan/kekuasaan, dan 3) menuruti kehendak
nafsu, karena mungkin di benak mereka ketiga hal itulah yang otomatis akan
menenangkan, mendamaikan & membahagiakan hidup.
Saudaraku, ketiga hal
itu ibarat "alat" yang memang penting/diperlukan dan diharapkan dapat
mendatangkan kebahagiaan diri dan sesama bila
melekat pada orang yang berhati/jiwa ikhlas, sabar & syukur. Tetapi
"alat" tersebut dapat pula berbalik menjadi menyengsarakan diri dan
sesama bila melekat pada orang yang berhati/jiwa kufur & tidak ikhlas.
Saudaraku, menurut hemat saya, sebuah "alat" itu bersifat netral, yang dapat menghasilkan kebaikan atau keburukan, tergantung (penentunya) siapa yang berada di belakangnya, siapa yang memiliki/menguasai/menggunakannya. Bila hati kita masih dipenuhi kekufuran dan ketidak-ikhlasan, maka betapapun banyak/canggih "alat" yang kita miliki tidak akan mendatangkan ketenangan, kedamaian & kebahagiaan, bahkan justru dapat mendatangkan kesengsaraan. Sebaliknya, bila hati kita dipenuhi dengan keimanan, keikhlasan, kesabaran & kesyukuran, maka apapun & berapapun “alat” yang kita miliki/gunakan, insyaAllah akan mendatangkan ketenangan, kedamaian, & kebahagiaan, dan pasti membawa kemanfaatan bagi diri kita dan bagi sesama. Ketenangan, kedamaian, & kebahagiaan hanya dapat dirasakan oleh hati yang bersyukur, sedangkan hati yang bersyukur dihasilkan oleh keimanan & keikhlasan yang tertanam dalam hati.
Saudaraku, menurut hemat saya, sebuah "alat" itu bersifat netral, yang dapat menghasilkan kebaikan atau keburukan, tergantung (penentunya) siapa yang berada di belakangnya, siapa yang memiliki/menguasai/menggunakannya. Bila hati kita masih dipenuhi kekufuran dan ketidak-ikhlasan, maka betapapun banyak/canggih "alat" yang kita miliki tidak akan mendatangkan ketenangan, kedamaian & kebahagiaan, bahkan justru dapat mendatangkan kesengsaraan. Sebaliknya, bila hati kita dipenuhi dengan keimanan, keikhlasan, kesabaran & kesyukuran, maka apapun & berapapun “alat” yang kita miliki/gunakan, insyaAllah akan mendatangkan ketenangan, kedamaian, & kebahagiaan, dan pasti membawa kemanfaatan bagi diri kita dan bagi sesama. Ketenangan, kedamaian, & kebahagiaan hanya dapat dirasakan oleh hati yang bersyukur, sedangkan hati yang bersyukur dihasilkan oleh keimanan & keikhlasan yang tertanam dalam hati.
Saudaraku, marilah kita belajar mempercayai, meyakini
& mengimani keberadaan Allah Sang Maha Pencipta dengan kemahakuasaan-Nya,
kemahabesaran-Nya, kemahaadilan-Nya, serta kemahapemurah & mahapenyayang-Nya.
Selanjutnya, marilah kita belajar ikhlas dengan apapun yang kita alami & rasakan
dalam hidup ini: suka/duka, menyenangkan/menyedihkan, keberuntungan/kerugian, dan
sebagainya, karena selama kita sudah berada di jalan Tuhan, apapun yang kita
alami adalah pilihan terbaik Tuhan bagi kita. Yang terbaik bagi kita di mata
Tuhan boleh jadi terkadang tidak menyenangkan kita karena kebelum-tahuan kita, karena Tuhanlah
yang lebih tahu apa yang terbaik bagi kita daripada diri kita sendiri.
Saudaraku, bila keimanan dan keikhlasan telah memenuhi
hati kita, insya Allah kesabaran dan kesyukuran pun akan menemani & mengisi
hati kita. Dengan hati yang dipenuhi
kesabaran & kesyukuran, niscaya ketenangan & kedamaian hati pun akan
mewarnai kehidupan kita, dan semoga.....
kebahagiaan pun akan datang, Amin... (Sml)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar