Saudaraku, di dalam
hidup ini semua orang tentu memiliki harapan/keinginan, dan semua orang tentu menghendaki
agar harapan/keinginannya dapat terwujud/terpenuhi. Sebagian orang mungkin
dapat memenuhi semua harapan/keinginannya, sebagian orang lagi mungkin dapat
terpenuhi sebagian dari harapan/keinginannya, dan sebagian orang lain lagi
mungkin tak satupun harapan/keinginannya yang dapat terwujud/terpenuhi.
Saudaraku, untuk dapat
mewujudkan harapan/keinginan tertentu, tentu saja perlu
dilakukan upaya/jerih payah/ikhtiar yang sebanding atau melebihi
harapan/keinginan itu sendiri. Harapan/keinginan yang besar hanya dapat
diwujudkan dengan benar2 melakukan upaya yang besar pula, bukan hanya ‘merasa’
melakukan upaya yang besar. Orang yang kecewa karena merasa telah melakukan
upaya besar tetapi masih gagal mewujudkan harapan/keinginannya, belum tentu
demikian keadaannya, karena boleh jadi: 1) harapan/keinginannya yang terlalu
besar, atau 2) harapannya hanya didasarkan pada keinginan semata & tidak
berdasarkan pada kebutuhan, atau 3) upayanya yang sebenarnya belum memadai,
atau 4) kurang taat pada Tuhan.
Saudaraku, terkait hal itu Agama (Islam) mengajarkan kita
untuk "berdo'a pada Tuhan dengan penuh keyakinan bahwa do'a kita akan
dikabulkan, dan Tuhan tidak akan menerima do'a yang terbit dari hati yang hampa
& tidak sungguh-sungguh". Dalam kenyataannya, hanya orang yang telah
berupaya sungguh-sungguhlah yang mampu berdo'a dengan kesungguhan/keyakinan.
Orang yang menyadari usahanya baru 'setengah-setengah' (belum memadai) tidak
akan sanggup berdo'a dengan keyakinan do'anya akan diterima/dikabulkan. Kata
orang bijak, "Tuhan mengabulkan do'a bukan pada saat diucapkan, tetapi
pada saat tindakan dilakukan".
Selain itu, Islam juga memerintahkan kita untuk bertawakkal, yaitu berupaya/berikhtiar semaksimal mungkin, tetapi menyerahkan sepenuhnya apapun hasilnya dengan ikhlas kepada Allah Tuhan YMK.
Selain itu, Islam juga memerintahkan kita untuk bertawakkal, yaitu berupaya/berikhtiar semaksimal mungkin, tetapi menyerahkan sepenuhnya apapun hasilnya dengan ikhlas kepada Allah Tuhan YMK.
Saudaraku, sebagai umat beragama, segala
harapan/keinginan kita sebaiknya & marilah kita letakkan dalam kerangka
menjalani hidup ini sesuai perintah & petunjuk Allah SWT Tuhan YMK yang
dilandasi keimanan, keikhlasan & kesyukuran. Jadi sejauh mana ketaatan kita
pada Tuhan pun akan mempengaruhi keterwujudan harapan/keinginan kita. Selain itu, kita pun perlu belajar membedakan
mana harapan yang memang merupakan kebutuhan dan mana yang hanya merupakan keinginan
semata.
Mari kita Imani & yakini bahwa dengan Maha Kasih
Sayang-Nya Tuhan, maka terwujud atau tidaknya harapan/keinginan kita, semua
adalah pilihan terbaik Tuhan bagi kita. Tuhanlah yang Maha Tahu, Tuhanlah yang
lebih tahu apa saja kebutuhan kita & apa yang terbaik bagi kita dibanding diri
kita sendiri. Terbaik di mata Tuhan tidak selalu yang menyenangkan hati kita
saat ini, tetapi pasti yang menyelamatkan & membahagiakan disaat nanti.
Saudaraku, soal harapan/keinginan itu, mari kita
percayakan sepenuhnya pada Tuhan kita, tugas kita adalah melakukan yang terbaik
kepada Tuhan dan memberikan yang terbaik kepada sesama dengan hati ikhlas &
syukur. Semoga kita digolongkan orang yang pandai bersyukur, amin... (Sml)