Tentang Kami

Foto saya
Kel.Krukut, Kec.Limo, Kota Depok, Prov Jawa Barat, Indonesia
Selalu berusaha ikhlas-sabar-syukur, Pecinta kedamaian&ketulusan, Ingin selalu berbagi & bermanfaat bagi sesama

Senin, 22 April 2019

Pemilu, Keinginan Menjadi Pemimpin, & Legitimasi Pemimpin

      Saudaraku sebangsa, alhamdulillah bangsa kita telah menyelesaikan salah satu tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak tahun 2019 yaitu Pemungutan Suara yang dilangsungkan hari Rabu, 17 April 2019 dengan relatif lancar, aman, dan damai. Semoga tahapan2 selanjutnya terutama tahapan penetapan hasil pemilu pun demikian adanya, Aamiin...!   Pemilu Tahun 2019 dikatakan Pemilu Serentak karena dalam 1 (satu) kali Pemilu dilakukan pemilihan terhadap: Pasangan Presiden & Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten dan Kotamadya. 
    Bila kita tengok sejarah, maka sejak Indonesia merdeka bangsa kita telah melakukan Pemilihan Umum tidak kurang dari 12 (dua belas) kali, yaitu tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009, 2014, dan 2019. Jumlah itu belum termasuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) baik Pilkada Provinsi (Pemilihan Gubernur & Wakil Gubernur) maupun Pilkada Kabupaten (Pemilihan Bupati&Wakil Bupati) dan Pilkada Kotamadya (Walikota&Wakil Walikota).  Dilihat dari pengalaman-pengalaman Pemilu yang merupakan salah satu Instrumen pelaksanaan Sistem Demokrasi dapat dikatakan bahwa iklim demokrasi dan kedewasaan politik di NKRI tercinta ini semakin membaik. 
     Saudaraku, mari kita ingat bahwa Pemilu sebagai pelaksanaan Sistem Demokrasi lebih merupakan cara menentukan Pemimpin yang paling dikehendaki/diinginkan oleh sebagian besar rakyat (legitimate), yang dicerminkan oleh jumlah perolehan suara.  Dengan kata lain Pemilu lebih merupakan cara yang lebih adil untuk menentukan siapa yang berhak (siapa yang diberi mandat/amanat oleh rakyat) untuk memimpin. Semua Calon, baik yang terpilih maupun yang tidak terpilih tentu memiliki kekurangan/keterbatasan & kelebihan masing-masing. 
Apalagi ketika banyak orang berkeinginan menjadi Pemimpin, saya yakin bahwa sistem demokrasi merupakan cara terbaik dalam memilih Pemimpin. Pemilu sebagai pelaksanaan demokrasi diharapkan menghasilkan Pemimpin yang dikehendaki sebagian besar atau seluruh rakyat, bukan Pemimpin yang hanya dikehendaki sebagian kecil rakyat.
Oleh karena itu, mari kita hormati apapun hasil pemilu, mari kita tunaikan dengan sebaik-baiknya tugas, kewajiban & tanggung jawab kita.
    Saudaraku, terjamin/terlindunginya hak politik & kebebasan masyarakat untuk menyampaikan pendapat, aspirasi & kritik kepada Pemerintah, serta membaiknya kedewasaan politik rakyat adalah salah satu hasil non-materi (non-ekonomi) dari proses Demokrasi yang penting, karena dapat menghindarkan bangsa & NKRI tercinta ini dari ledakan/bencana politik yang fatal/menghancurkan.
Boleh jadi, dalam jangka pendek Sistem Demokrasi tidak selalu menghasilkan kesejahteraan ekonomi, tetapi dalam jangka panjang saya yakin Sistem Demokrasi yang berkeadilan semakin meningkatkan kesejahteraan ekonomi dari waktu ke waktu, karena  Sistem Demokrasi dapat mencegah tindakan-tindakan inkonstitusional, pemaksaan kehendak, perebutan kekuasaan, maupun bencana-bencana politik lainnya. Boleh jadi, Pemilu tidak selalu menghasilkan Pemimpin yang terbaik, atau tidak sesuai dengan kehendak sebagian kecil rakyat, tetapi pasti menghasilkan Pemimpin yang dikehendaki oleh sebagian besar rakyat.  Ketika Pemimpin memang dikehendaki rakyat, tentu rakyat siap mendukung segala kebijakan Pemimpin yang baik/benar dan mengkritisi kebijakan yang tidak baik/benar.
     Saudaraku, Sistem Demokrasi menuntut kedewasaan, keadilan & kejujuran, serta kerja sama, kearifan & kesantunan dari para pelakunya, sehingga ketika terjadi kekurangan atau ekses negatif maka kekurangan atau ekses negatif itulah yang perlu diperbaiki bersama, bukan sistem demokrasinya yang dihapus. Karena bila tidak demikian, maka kekurangan atau ekses negatif tersebut menjadikan demokrasi bertele-tele dan dapat menjadi godaan bagi pelaku-pelaku demokrasi yang belum cukup dewasa dan tidak mau repot untuk kembali ke sistem otoriter.  

     Saudaraku sebangsa terutama para pemimpin & calon pemimpin, ketika menghadapi perbedaan pendapat, sikap, keyakinan, pilihan politik, SARA, dan sejenisnya dengan sesama Saudara kita, mari kita kedepankan semangat persaudaraan, kebersamaan, & keutuhan kita sebagai bangsa. 
Mari kita jaga ikatan persaudaraan kita sebagai satu bangsa serta keutuhan bangsa & NKRI yang telah diwariskan oleh para pendahulu & pendiri bangsa ini dengan saling menghormati, saling menghargai, saling memberi kesempatan, saling santun, saling bantu, & tidak saling menyakiti/mengganggu. 
Semoga  Allah Swt Tuhan YMK selalu melindungi bangsa & NKRI tercinta ini menuju kejayaan, Aamiin...!
(Ragil) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar